Bagiku melangkah adalah sesuatu yang berat. Melangkah dari satu tempat ke tempat yang lain ibarat mengangkat kaki dengan berat 1 kuintal. Logika kadang tidak mampu menjawab pertanyaan ini. Kenapa sekedar melakukan ritual tersebut memerlukan kekuatan yang tidak ringan. Aku ingin berteriak, tetapi semua ini terasa riuh ramai. Percuma. Aku ingin menangis, tapi hati ini terasa melebur menjadi buih-buih yang runtuh diantara keping-keping batuan yang menjadi sebuah karang. Sia-sia. Namun itu aku tetap hidup. Aku tidak mati. Mencoba merenungi, mendalami, dan memahami arti dari semua ini. Bukan menggunakan otak, bukan menggunakan hati, karena otak dan hati tidak dapat menjawab semua ini. Melainkan menggunakan JIWA! Inilah kekuatan yang tidak ada tandingannya. Mungkin banyak orang-orang yang menyebutkan bagian ini adalah bagian dari pikiran bawah sadar. Menurutku lebih dari sekedar itu. Menggetarkan jiwa adalah sebuah obsesi. Mampu melewati batas-batas pemikiran logika manusia.
Apabila kita mencoba untuk mengimplimentasikannya dalam hidup, maka hidup adalah diri sendiri, hidup adalah orang lain, hidup adalah untuk sesuatu. Bagian pertama, hidup adalah diri sendiri. Jelas disini kita diberi ruang yang sebebas-bebasnya untuk menentukan arah kebijakan hidup yang akan kita canangkan. Tidak ada intervensi, tidak ada paksaan, tidak ada tekanan. Pikiran kita bebas memilih mana sesuatu yang terbaik untuk kita. Namun kadang memilih saja membutuhkan banyak petimbangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar